Menteri Pemuda dan Olahraga
Roy Suryo mengatakan telah menyiapkan sejumlah opsi untuk menyelamatkan kemelut
sepak bola nasional antara Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan
Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Namun, menurut Roy, opsi yang
dia siapkan tak akan menggabungkan dua kepengurusan itu.
”Ada beberapa opsi yang disiapkan, tapi saya tak akan
menyampaikan opsi penyatuan,” kata Roy di Gedung
Menpora, Rabu, 16 Januari 2013. Opsi penyatuan, menurut Roy, terbukti telah
gagal. “Daripada mundur lagi.”
Menurut Roy, persoalan
dualisme kepengurusan di tubuh PSSI dan polemik antara PSSI dan KPSI harus
dituntaskan dalam waktu secepatnya. Dia menyatakan sebelum 30 Maret 2013,
Kemenpora sudah harus menemukan jalan ke luar.
Sejauh ini, Roy menyatakan
hanya ada dua opsi yang mungkin dilaksanakan. “Kalau
tidak dipilih satu, ya tidak pilih dua-duanya, dan itu artinya pembubaran.”
Kalau ternyata akhirnya yang dipilih adalah pembubaran KPSI dan PSSI,
pemerintah akan segera menyiapkan lembaga baru.
Meski begitu, Roy menyadari
tindakan ini berisiko dianggap melanggar ketentuan Federasi Asosiasi Sepak Bola
Internasional (FIFA) yang melarang adanya intervensi pemerintah. “Andaikan
ada ancaman, nanti akan kami diskusikan. Yang penting jangan sampai kita tak
bisa ikut SEA Games.”
Kisruh PSSI dan KPSI yang tak
berkesudahan berimbas pada penyiapkan skuad tim nasional untuk menghadapi
kualifikasi Piala Asia dan SEA Games. Pelatih tim nasional, Nilmaizar,
kesulitan untuk menyusun daftar pemain. Sejumlah pemain yang berlaga pada liga
di bawah naungan KPSI, misalnya, dilarang klub untuk bergabung dengan pemusatan
pelatihan timnas yang ada di Medan.
sumber : tehttp://www.tempo.co/topik/tokoh/887/Roy-Suryo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar