PATOFISIOLOGI :
Tuberculosis menyebar dari orang ke orang melalui udara oleh dropet nuclei yang merupakan partikel partikel kecil di udara yang berisi kompleks Mycobacterium tuberculosis. Droplet nuclei memiliki ukuran yang sangat kecil untuk mencapai alveoli dan dapat tinggal di udara untuk waktu yang lama.
Setelah terhirup, droplet nuclei akan menetap dalam bronkioli dan alveoli. Infeksi berkembang tergantung virulen organism dan kemampuan mikroba untuk melawan makrofag. Makrofag akan menelan dan menghancurkan Mycobacterium yang masuk ketubuh, tapi kemampuannya terbatas untuk makrofag yang masih muda. Makrofag yang masih muda ini hanya dapat menelan saja sehingga Mycobacterium tetap hidup dan berkembang dan memenfaatkan makrofag untuk berpindah-pindah tempat.
Organisme yang masuk kealveoli akan di makan oleh makrofag dan terjadi fagositosis dan mungkin dapat tetap bertahan hidup (di makan oleh makrofag muda) kemudian akan memisah dengan lambat setiap 25-32 jam.
Setelah 14-21 hari Mycobacterium akan bereplikasi, basilus akan menyebar melalui system limfa ke hilar lymp nodes dan terus ke aliran darah ke tempat yang lebih jauh. Mycobacterium bersifat aerob obligatif sehingga angat membutuhkan O2 untuk hidup. Organisme bereplikasi selama 2-12 minggu hingga mencapai jumlah 103-104. Jumlah ini cukup untuk mendapatkan sel limfosit T- media respon imun yang dapat di deteksi dengan reaksi pada tubercular skin test dan mencegah replikasi lebih lanjut.
Pada orang dengan sel media imun lengkap atau baik, limfosit t diaktivasi dan makrofag akan berbentuk granulomas yang akan membatasi multiplikasi dan penyebaran organisme (mekanisme tubuh agar tidak meyebar terutama di paru-paru).
Penularan :
Misalnya orang yang terkena tbc , batuk yang tidak hati-hati , seharusnya menutup mulut dan menjauhi anak anak .
Dapat disebabkan pula oleh makanan atau susu dan infeksinya bisa mulai pada mulut atau usus. Susu dapat mengandung tuberculosis dari sapi ( bovine TB ), bila sapi sapi di daerah tersebut menderita tuberculosis dan susu tidak direbus sebelum diminum. Infeksi primer terjadi terhadap usus atau terkadang pada amandel, tapi infeksi tuberkulosis sapi pada manusia jarang diketemukan di Negara-negara dalam angka prevalensi yang tinggi.
Melalui kulit, kulit yang utuh tahan terhadap tuberkulosis yang jatuh di atas permukaannya, namun bila terdapat luka atau goresan , tuberkulosis dapat masuk dan mnyebabkan infeksi yang serupa dengan yang ditemukan pada paru. Infeksi kulit timbul pada pemukaan yang terpajan.
DIAGNOSIS :
Gejala umum TBC.
Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu, kadang kadang bercampur darah kalau sudah parah.
Nafsu makan dan BB turun
Kurang enak badan
Berkeringat malam tanpa disertai kegiatan
Demam , meriang lebih dari sebulan
Diare terus menerus walaupun sudah diberi obat diare.
Beberapa macam tes untuk menetapkan diagnosis adalah
- Acid Fast Basili (AFB) smear microscopy
- Cultivation of mycobacterium
- Tuberculin Skin Test (uji mantuk)
- Radiographic examination
- Nucleid Acid amplification.
Pokok pokok penting dalam membuat diagnosis pada anak :
1. Adanya riwayat kontak dengan penderita tbc yang menular , terutama tinggal serumah
2. Tes tuberculin yang + (> 10 mm)
3. Adanya gambaran abnormal dari foto rontage ,
4. Terdapat reaksi kemerahan lebih cepat (dalam 3 – 7 hari) setelah imunisasi dengan BCG
5. Batuk batuk lebih dari 3 minggu
6. Sakit dan demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas
7. BB turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penangann gizi yang baik .
Bila 3 / lebih dari gejala diatas + , maka anak tersebeut dapat di diagnosis sebagai penderita tb.
PENGOBATAN:
Obat obat yang biasa di pakai untuk mengobatan TBC adalah :
Isoniazid (H)
Rifampisin (R)
Piramizinamid (Z)
Etambutol (E)
Streptomisin (S)
Interaksi obat :
Reaksi yang terjadi diantara obat dan senyawa kimia , obat lain dan makanan dalam tubuh maupun permukaan tubuh dapat mmpengaruhi kerja obat yang dapat menyebabkan terjadinya pengurangan kerja obat atau sama sekali tidak mnimbulkan efek.
Interaksi obat ada yang menguntungkan atau merugikan, yang menguntungkan itu dapat di manfaatkan untuk mngurangi efek samping, meningkatkan kerja obat, mengurangi dosis sehingga efek samping berkurang dan menurunkan resistensi M.O sedangkan efek yang merugikan harus di hindarkan.
Berikut adalah interaksi obat berdasarkan jenis obat yagn biasa di gunakan dalam pengobatan TBC :
1. ISONIAZIDA
Isoniazida bila di berikan bersamaan dengan isofluran, paracetamol dan karbamazepin dapat menyebabkan hepatotoksisitas. Sedangkan bila di berikan bersamaan dengan antasida dan adsorben dapat menurunkan absorbs. Penambahan Sikloserin meningkatkan toksisitas pada SSP, teofilin dapat meningkat kadarnya bila di berikan bersamaan dengan isoniazida.
2. RIFAMPISIN
Interaksi obat ini adalah mempercepet melabolisme dari metadon, absorbsi dikurangi oleh antasida, mempercepat metabolism dari teofilin, antidepresan trisiklik, antidiabetik.
3. ETAMBUTOL
Garam Aluminium seperti dalam obat maag, daapt menunda dan mengurangi absorbs etambutol. Jika diperlukan garam aluminium agar di berikan dengan jarak beberapa jam.
OAT pada anak di berikan setiap hari bukan 2 atau 3 kali dalam seminggu.
Bertujuan untuk mengurangi ketika aturan minum obat jika obat tidak di minum setiap hari.
Saat ini paduan obat yang baru pada sebagian besar kasus TB anak adalah paduan RHZ. Fase intensif di berikan RHZ pada 2 bulan pertama ssedangkan fase lanjutannya diberikan rifampisin dan isoniazid selama 4 bulan.
Beberapa penyebab kegagalan terapi TBC pada pasien anak-anak:
- Masa pengobatan yang sangat panjang (umumnya 6-9 bulan).
- Resistensi antibiotic yang mungkin timbul bila digunakan dalam waktu yang panjang.
- Banyaknya jumlah obat yang diminum.
- Kurangnya monitoring saat meminum obat.
- Efek samping yang muncul.
- Harga oabat yang mahal
kesimpulan : Tuberculosis menyebar dari orang ke orang melalui udara yang merupakan partikel partikel kecil di udara yang berisi kompleks Mycobacterium tuberculosis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar