SELAMAT DATANG DI BLOG "NURHADI RACHMAN"

Senin, 26 November 2012

Mobil Bertenaga HYBRID



Mobil hybrid yaitu menggunakan kombinasi dari motor listrik dan pembakaran di mesin, dengan memaksimalkan kekuatan dari kedua sumber daya tersebut disamping saling mengisi kekurangannya. Hasilnya adalah efisiensi konsumsi bahan bakar dengan performa yang luar biasa.
Mobil hybrid akan dikenakan bea masuk (BM) 0 persen dalam serangkaian perjanjian kemitraan ekonomi antara Jepang dan Indonesia (economic partnership agreement/EPA). Jika berjalan lancar, ketentuan ini akan dimasukan dalam evaluasi pertama IJ-EPA lima tahun mendatang. Penggunaan mobil hybrid tak hanya penting untuk mengehemat konsumsi bahan bakar fosil. Mobil ini juga menjadi solusi kongkret dari pemanasan global. Sayang, harganya masih tinggi sehingga banyak orang masih enggan membelinya.
Kondisi ini pun berlaku di negara maju yang selama ini dianggap sebagai barometer industri autumotif dunia. Sebut saja Amerika dan Jepang. Di kedua negara ini, kecenderungan masyarakat untuk membeli mobil hybrid masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan penjualan mobil secara keseluruhan.
Di pasar Jepang sebagai rumah produsen mobil hybrid, penjualannya justru lebih kecil lagi. Ini tak lain karena perbedaan harga yang masih cukup jauh antara versi hybrid dan mesin konvensionalnya. Misalnya model Civic hybrid yang dibanderol USD3.700 atau sekira Rp33,5 juta lebih mahal dibanding versi mesin konevensionalnya. Jepang sendiri menargetkan pengurangan emisi karbondioksida hingga 23,5 persen pada 2015.
Untuk merealisasikan agar teknologi mobil ramah lingkungan ini memiliki harga terjangkau, produsen mobil Jepang terus berupaya melakukan pengembangan teknologi. Pemerintah Jepang pun tak tinggal diam. Untuk itu, pemerintah menyiapkan dana sebesar USD1,9 miliar atau sekira Rp17,2 triliun untuk sektor penelitian dan pengembangan mobil ramah lingkungan yang digulirkan bertahap hingga 2012.
Dana tersebut tak hanya digunakan untuk teknologi hybrid (semi listrik) terbaru, namun juga bio feul, hydrogen, listrik, dan lainnya. Dari total dana penelitian yang diberikan, sebanyak 32 miliar yen atau sekira Rp2,6 triliun dihabiskan untuk mobil hydrogen feul cell. Mobil listrik dan liquid petroleum gas (LPG), masing-masing menghabiskan dana sebesar Rp2,1 triliun dan Rp2 triliun. (ton)

Tidak ada komentar: